Disamping Langgar Ar – Rizkya kami duduk berdua. Ya.., berdua saja. Menikmati aroma embun pagi berbaur gerimis. Tak terdengar kicauan burung seperti biasanya. Tampaknya sedang enggan berkicau karena dingin menusuk tulang.
Beberapa rumah diseberang jalan berderet rapi. Pun masih tertutup rapat. Beberapa lampu ruang tengahnya tampak menyala. Mungkin saja sang empunya sedang sholat subuh.
Koran yang baru saja diantar kubuka lembar demi lembar. Sementara gadis kecil yang duduk disampingku tampaknya sangat riang. Dia bernyanyi, mendendangkan lagu kesukaannya “three little kitten”.
Tak lama kemudian istriku keluar, memanggil kami. “Nduk itu ubinya sudah matang. Ayok maem ndisik,” katanya memberi perintah. Rona wajah anakku semakin berbinar. Melompat dari tempat duduk dan berhambur menuju sang mama. Meninggalkanku sendiri, disamping mushalla. Untunglah koran pagi ini mampu mengusir kesepina pagi buta.
Harian Kompas Jum’at 18 Desember 2015 memuat berita yang menurut saya sangat menarik. Tentang survey. Bukan berkenaan politik, tentang elektabilitas Gubernur Ahok. Bukan pula tentang persepsi publik berkenaan dengan kasus Setya Novanto.
Melainkan survey tentang “siapa panutan atau tokoh idola anak remaja Indonesia.”
Metode survey sangat simpel, dengan membagikan angket di 24 SMA di 12 kota kota besar Indonesia. Dilaksanakan bulan Oktober 2015. Survey kali ini berhasil menjaring 1.640 responden.
Hasilnya sungguh luar biasa. 70,5% anak indonesia ternyata menyatakan bahwa panutan mereka adalah orang tua. Sementara pemimpin agaman hanya 7,4% dan pimpinan negara tak lebih darin 2.9%.
Kita sebagai orang tua tentunya harus bangga. Dimata anak remaja, orang tua adalah yang panutan pertama dan utama. Sebagai panutan, tentunya anak anak anak menirukan apa yang mereka lihat dari keseharian orang tua mereka. Mendengarkan apa yang terucap dari mulut kedua orang tuanya.
Oleh sebab itu kita harus berhati hati dalam berucap dan bersikap. Ketika kita mengumpat, maka umpatan yang sama akan keluar dari mulut anak anak kita. Andaikata kita rajin beribadah, tentu anak anak akan melakukan hal yang sama.
Tak perlu menyuruh sesuatu pada anak. Tak usahlah menasehati mereka berlebihan. Lakukan sesuatu yang terbaik, niscaya mereka kan mengikuti.
Masih menurut survey, ternyata anak anak dalam menentukan panutan umumnya dikarenakan dua sebab utama. Pertama karena orang tua melindungi saat dibutuhkan, sebanyak 44%. Dan suka menolong sebanyak 42,6%.
Jadi, apa yang akan anda contohkan pada anak anak anda ?
Kunjungan perdana ane ahahaha, ahh gk adil lahh survey nya cuma buat anak SMA :’D ane kan SMK ahabah
hehehe