Lini masa di twitter pagi ini didominasi oleh hujan, banjir, genangan air dan macet. Sebuah kompleksitas permasalahan di ibu kota yang sangat sulit untuk diurai. Entah sampai kapan hal ini kan terjadi.
Dalam kebengongan sambil melihat rintik air hujan, terfikir sebuah pertanyaan, “bagaimana caranya agar rejeki datang sendiri atau dengan kata lain rejeki diantar ?”. Mungkin enak kali yah ?
Adakah rekan blogger yang mau ……?
Hm….., pasti deh semua mau. Tapi sekali lagi pertanyaannya, bagaimana caranya ?
Maaf sobat, saya bukan seorang motivator. Saya juga bukan seorang cenayang yang mahir menggandakan uang. Saya sama persis seperti anda, manusia biasa. Namun, bolehkah kita berbagi ? Siapa tahu bermanfaat buat diri sendiri dan sesama.
Perbanyak sedekah, baik kepada orang yang membutuhkan maupun kepada orang yang tidak membutuhkan sekalipun. Memang dengan sembunyi sembunyi itu sebaik baik sedekah. Namun bila dalam beberapa hal tidak mungkin dilakukan dengan sembunyi sembunyi, secara terang terangan pun tidak masalah.
Bukankah keikhlasan itu memang adanya didalam hati ? Tidak seorangpun bisa mengukurnya.
Dengan bersedekah, seolah olah kita menjadi “kepanjangan tangan” Tuhan di dunia dalam menyalurkan rejeki kepada orang lain. Semakin banyak sedekah yang kita berikan akan semakin banyak orang yang “bergantung” pada kita. Sehingga Tuhan pun “seolah berkepentingan” dengan keberadaan kita.
Dengan memperbanyak sedekah akan cukup banyak do’a do’a ikhlas dari orang orang yang tidak kita kenal. Hal itu bisa diibaratkan dengan “passive income do’a”, yang akan mensupport do’a yang setiap hari kita panjatkan.
Mungkin……..
.
.
Butuh jasa cargo murah ? via twitter @csmcargo
Memberi sedekah kpd peminta2 di jalan raya ibu kota, menurut pendapat om sarib gmn???
Baik saja, tidak masalah. Walaupun ada kabar miring bahwa mereka dimobilisasi, boss mereka orang kaya, dsb….
Namun nyatanya tidak seluruhnya seperti itu….
Kalau sekali waktu crismanaby lewat stasiun manggarai dan banyak anak2 jalanan meminta minta, mereka adalah tetangga tetangga saya. Saya banyak tahu kehidupan mereka. Dan sebenarnya mereka adalah orang orang marjinal yang layak mendapat uluran tangan kita.
Dulu wktu msh kecil sya suka ngasih recehan kpd orng ngamen om, stelah skrg udah dwsa, cri uang sndri & tau brbgai info tntng orang minta2 & pengamen jadi kesel, jadi males mau ngasih, krn rasanya jadi ndak ikhlas klo utk mabuk, judi, saya jg mmberikan potensi kpd mereka utk smakin malas & menggantungkan. tp wktu bulan puasa kmrn saya dengerin pengajian seorang ustadzah tentang bersedekah, skrg kalo ada orang minta, kalau pas ada kesempatan memberi saya pasti memberi, saya udah gak mau pikirin lagi nanti uangnya mau mereka apakan, mereka bohong atau beneran, itu urusan mereka dg Allah, krna kalo kita mikirin itu terus lalu kapan kita sedekahnya??
siiip, benar sekali dan sepakat.
Tapi kmrn sya smpt debat dg seseorang om, katanya kalo mau sdekah mnding dmsjid saya, karuan ketahuan utk sumbangan msjid, krn klo kpd peminta2 ya itu td om, ktanya kita mngembangkan potensi mereka utk smkin malas & menggantungkan
Hehehe…. semua tergantung banyak faktor. Tidak bisa langsung di justifikasi sebagai hitam putih. Beberapa masjid di Indonesia mewah bahkan pengurusnya pun kaya raya.
Percaya kok.
😀
Horeeeee
Berbagi memang tak pernah rugi ya Pak..! 🙂
Malah untung, hehehe
sepakat Pak 🙂 berbagi tidak ernah rugi kok, minimal kita mendapatkan kebahagiaan hati saat mampu memberi..
Sepakat
Dalam sebuah pelatihan, Ippo Santoso pernah memberi saran jika kita bisa bersedakah dengan terang2an akan lebih baik. Karena bisa jadi kita bisa menjadi sumber inspirasi orang lain untuk bersedekah. jadi pahala kita berlipat2. Tapi dengan catatan, harus IKHLAS dan ini yang sulit 😀
Sembunyi sembunyi ikhlas saja susah, apalagi terang terangan. Ippo sangat benar, ikhlas hanya dimiliki orang orang terpilih. Semoga kita termasuk didalamnya.
setuju om, keajaiban rejeki itu yaitu dengan bersedekah..hasilnya bisa diganti berlipat2 ato selalu diberi kesehatan dan terhindar dari bencana…subhanallah yaa
Ayok bersedekah….
tambahan pak, waktu memberi sedekah jangan lupa mendoakan mereka agar dicukupkan rejekinya oleh Allah..
Sebenarnya hal terbaik adalah membantunya keluar dari kesulitan. Mungkin itu juga termasuk do’a dalam perbuatan.
Setuju om.
Aku dilatih sama ibu dari dulu untuk selalu sedekah.
Dimulai dengan 2% dari gaji, terus 10%, dan sekarang udah diatas itu.
Tapi biasanya aku memberi sebagian’y untuk mbah uti.
Mbah uti seneng banget tiap aku kasih,didoain yang baik-baik sambil matanya berkaca-kaca, jadi ikutan sedih ngeliatnya.. 😦
Kereeen banget nih.
Benar banget paragraf terakhir-nya itu, Pak Lambang.
Jangan sampai deh disumpahin (yang jelek) oleh mereka yg benar-benar kesusahan kala mendapat perlakuan yg negatif dari kita. Do’a orang yang teraniaya itu manjur.
Sepakat, sedekah itu kebutuhan ya pak ?
Katanya ngasih sedekah ke pengemis haram mas😿
Hahhaa… kata siapa ? yang haram itu bersedekah ke pengurus partai.
tapi kalo sedekahnya cuma 1000-2000 kok kayanya tetep nggak bakal bantu mereka ya pak 😐
anywaay, bapak aku kasih award niih. cek http://rurikakaka.wordpress.com/2013/01/15/the-versatile-blogger-award/ for further infermation
sedekah yang banyak lah.
Mari berbagi dg ikhlas…
Salam,
mari mari….
memang sangat baik jika kita bisa membantu orang lain, karena kita pun tentu membutuhkan bantuan orang lain …
sepakat
kalo rejeki itu datangnya diantar, pasti udah dimakan duluan sama yang ngantar..
Apa selalu ?
baru baca dari blognya Pak Azzet juga mengenai bersedekah ini Mas. kudu ikhlas ya kalo mau bersedekah.. 🙂
Betul, ikhlas itu sesuatu yang abstrak, tak ada parameter yang jelas. Hanya Tuhan dan kita sendiri yang mengetahuinya bukan ?