Setiap orang pasti memiliki “impian”. Sebagian orang berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan impian mereka. Walau hambatan dan rintangan menghadang, mereka tidak memperdulikan itu semua demi meraih impian tersebut.
Sementara itu sebagian orang seringkali menyerah kalah. Mereka mengubur dan menutup rapat impian disaat terbentur kondisi dan situasi yang tidak berpihak. Mereka kalah dan menyerah untuk menerima nasib yang mempermainkan.
Salah satu cara yang bisa kita gunakan agar selalu konsisten untuk mewujudkan mimpi adalah membuat “pohon impian”. Mau tahu contoh pohon impian ?
Gambar diatas adalah pohon impian yang dibuat bersama antara relawan komunitas jendela dengan anak anak komunitas pinggir kali ciliwung. Mereka bersama sama merajut impian di sebuah perpustakaan kecil di pinggir kali, hasil kerja bareng antara CSMCargo dan anak anak yang tergabung pada Komunitas Jendela.
Anak anak dan relawan menuliskan mimpi mimpi mereka pada sebuah kertas berwarna warni, kemudian menempelnya pada sebuah gambar pohon. Mereka semua penuh semangat dan bahu membahu bertekad mewujudkan mimpi mereka.
Berikut ini adalah beberapa impian anak anak yang tinggal di bantaran kali ciliwung. Memang mereka saat ini tidak sekolah dan terlahir dari golongan ekonomi lemah, namun tidak ada salahnya memiliki impian besar bukan ?
Seorang anak bernama Suci rahmawati, ia memiliki cita cita yang sangat mulia yaitu menjadi seorang guru. Sementara itu Ependi memiliki impian menjadi seorang astronot dan berharap bisa melihat planet planet lain dari angkasa. Ependi pun memiliki tekad untuk menjadi kebanggaan orang tua.
Lain lagi dengan seorang anak yang bernama Amanda, selain berharap mampu membahagiakan kedua orang tuanya ia berkeinginan kuat untuk menjadi seorang dokter umum. Dan tentu saja Regina yang suka menggambar, ia ingin menjadi pelukis terhebat di dunia.
Impian mereka luar biasa bukan ? Mereka adalah anak anak kaum miskin kota. Orang tua mereka hanyalah seorang pemulung. Namun di dalam dirinya ada kemauan kuat dan cita cita yang sangat luhur.
Sahabat blogger yang baik, saya yakin kita adalah termasuk kelompok “orang orang beruntung”. Apakah diantara sahabat dulu ada yang membuat pohon impian dan telah mewujudkannya ? Apakah anak anak kita memiliki pohon impian seperti mereka yang kurang beruntung ?
Mohon sharingnya, terimakasih.
.
.
Butuh jasa cargo murah ? via twitter @csmcargo
Wah hebat sekali anak2 itu ya Pak….semoga impian mereka tercapai atas kehendakNYA. آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Malah belum pernah bikin pohon impian baik diriku dan anak2…paling cuma dalam hati bertekad bulat mengejar impian..
Mohon do’anya yah…. kami mampu mengawal dan membantu mereka.
Haha…. sama, saya belum pernah buat. Tahu ada pohon impian juga baru kemarin.
terharu bacanya, Om. semoga mimpi-mimpi mereka bisa diraih dengan sekuat tenaga.
anak – anak saya juga sudah punya cita – cita, Om.
kalo keke katanya mau jadi dokter, jadi mama ga pernah sakit lagi. katanya gitu. *terharu*
kalo dede, jawabnya gini, “mau jadi mas.” hihihihi…. dalam pikiran dede, mas itu panggilan untuk anak yang sudah besar, jadi cita – cita dede tuh mau jadi besar. 😆 ada-ada aja ya, Om, pikiran anak- anak.
Itu keke dan dede juga luar bias. Buat saja pohon impian di kamarnya, sebagai pengingat (jawa : klangenan) juga kan ?
Luar biasa semangat dan optimisme anak-anak Komunitas Jendela-nya. Salut !
Tinggal yang tua-tua mengarahkannya, sehingga mendekatkan pada pencapainnya.
Prinsipnya: “Shoot for the moon, even if you fail, you will land among the stars”
Kalo kami (saya, istri, dan anak-anak) membuatnya ke dalam bentuk Family Dreambook, yg secara rutin di-review sebulan sekali pencapaian goals-nya.
Bagi tulisan Family Dreambooknya pak, saya pingin lihat. Siapa tahu bisa niru.
Baiklah, nanti saya sharing penampakan Family Dream Book-nya dlm jurnal khusus dg tema Time Management.
Yang penting, bagaimana cara proses kami mencapainya pernah saya sharing di sini:
http://iwanyuliyanto.wordpress.com/2011/11/10/membangun-anak-dan-memprogram-masa-depan-keluarga/
Dalam Family Dream Book, kami bagi menjadi beberapa unsur, misalnya unsur spiritual, finansial, keluarga, dll.
Kemudian setiap unsur ditetapkan Goal sbg indikator jangka panjang. Masing-masing kami sekeluarga menuliskannya di sana. Nahh… cita-cita spt pada gambar anak-anak Komunitas Jendela di atas adalah Goal Jangka Panjang menurut saya.
Kemudian setiap Goal jangka panjang, kami buat programnya berupa goal jangka pendek yang terukur dan ada targetnya. Kalo buat anak-anak targetnya yang ringan-ringan saja sesuai dg kemampuan mereka. Kami bebaskan brainstorming untuk proses ini.
Goal jangka pendek inilah yang kami rutin mereview-nya setiap bulan. Outputnya adalah tentu saja strategi untuk bulan depan, dan membikin program kerja harian / mingguan (time management) yang musti dilakukan.
Semoga sharingnya bermanfaat ya, Pak Lambang, karena dalam link tsb saya ambil contoh kasus sbg success story. Intinya, harus ada upaya bagi orangtua untuk mendampingi sang anak dalam meraih cita-citanya. Terlibat dalam prosesnya. Kalo toh nantinya, qadarullah, tidak berhasil apa yg dicita-citakan… paling tidak kita sudah menanamkan pembentukan karakter yg positif pada anak. Untuk sharing pencapain, sedikit-demi-sedikit sudah saya sharing di menu: Parenting >> Talent Management
OK seeep pak, terimakasih banyak pak Iwan.
waaahhh keren mas Iwaan… boleh ngintip kah? heheh
Silakan ngintip dalam komen saya di atas, Teh Dewi 🙂
matur nuwun Mas Iwan.. siap2 ngintip dan semoga tidak bintilan matanya 😀
Terharu sekali membacanya, semoga Allah mengabulkan cita-cita mereka..aamiin.
Anehnya kalau anak2 di Jerman usia TK dan 6 tahunan ko kalau ditanya cita2 mereka mau jadi apa? kebanyakan mereka ingin jadi tenaga pemadam kebakaran atau tukang sampaaah ..!!! 😀
hm…… aneh nih, kenapa ya ?
Mungkin disana pemadam kebakaran dan tukang sampah adalah provesi mulia ?
Anak-anak cowok nih mas yg jawabnya,,,
Lebih ngeliat ke seragam sama mobilnya mas..hehehe
Karena seragam pemadam kebakaran keren, mobilnya pun keren, kalau mereka lewat, semua mobil menyingkir memberi jalan dan juga menyelamatkan orang, begitu kalau ditanya alasannya 😀
Nah kalau yang jadi tukang sampah jawabannya begini :
“coba lihat, tukang sampah itu bisa gandolin truk sampah di luar..ngga perlu di dalam, ngga usah pake sabuk pengaman” 😀
Disini khan truk sampah datang ke beberapa rumah trs pada ngambilin sampah, nah si tukang yang bawa tong sampah itu gandolin dibelakang sebentar trs turun di rumah berikutnya, buat ambil tong sampah lagi, yg terlihat anak2 itu, ya itu Mas..jadi kayanya asyik gandol di belakang truk 😀
ada-ada saja anak2 mah.
oh…. hehehe, anak anak memang suka yang kereeen
wah saya kalah optimis sama anak2 hebat ini. saya yakin semua cita2 mereka bisa terwujud. 😀
Amin, InsyaAllah
Saya baru tahu ada cara gini,kreatif..
ok seeep
seru kek nya komunitas jendela nya pak lambang……semoga tercapai yah cita2nya utk anak2 itu
Bukan saya yang punya, saya hanya memfasilitasi anak anak dg semangat membara saja.
membantu itu juga sudah lebih dari pemaknaannya pak lambang hehehe
Terimakasih.
Luar biasa tentang pohon mimpi ini. Salut juga dg aktifitas di komunitas jendela ini…
Konon ada satu hal yang pasti tentang mimpi, bahwa ia tak akan tergapai tapi pasti terlewati.
Hanya bahan renungan saja…
Salam,
Mantebs renungannya, terimakasih
jadi terharu membaca post ini. siapa pun boleh bermimpi dan bercita-cita dan sangat penting bagi anak-anak ini untuk berani bermimpi dan tidak membiarkan keterbatasan mereka menjadi penghalang 🙂
Semoga hati kita tergerak untuk sekedar membantu saudara di kanan kiri rumah kita.
wow … keren pak pohon impian mereka, patut ditiru juga nih
Pohon Impian ini berlaku juga pak buat yang berumur??
😀
Saya fikir impian kita berakhir disaat ajal menjemput. Pohon impian layak dipraktekkan buat segala umur.
Setiap orang memang harus punya cita2 ya om,.. aplgi kalo ditanamkan sejak dini,…
Tanpa cita cita sepertinya manusia tiada guna. Eh…. benar ndak sih ya ?
Emmm,… bner juga om 😀
Pingback: [Dreambook] Program Mencetak Anak Penghafal Al-Qur’an « Fight For Freedom
Semoga impian hari ini kelak akan jadi kenyataan di esok hari, Salam kenal 🙂
Terimakasih, salam kenal